Pages

Senin, 26 Desember 2011

entah kenapa begitu sepi diri ini, bukan permasalahan cinta atau mengejar sunahnya yang indah pernikahan (istilah dari rekan saya) bukan masalah itu. entah ada hal besar yang mengganjal hati ini, sangat besar, mungkin karena organisasi yang saya naungi begitu besar dengan ribuan orang-orang besar bahkan berpotensi lebih besar dari yang saya bayangkan. bukan,,,bukan masalah organisasi. atau masalah keluarga yang selalu ingin melihat saya kuat dari segi financial, memang itu sunah atau bahkan kewajiban yang melekat dalam setiap ayat-ayat mega indah dimana zakat bersanding dengan shalat, dimensi harta bersanding dengan ibadah ke ibadah langsung ke Allah SWT, tapi bukan itu pula yang membuat hati ini begitu bingung untuk menentukan arah.

dalam organisasi yang saya pimpin saya begitu kuat, sangat kuat, sepertinya rekan-rekan saya bingung ingin mengerjakan apa, didaerahnya yang ternyata penyebaran perjuangan belum merata seperti pemerataan islam masuk ke Indonesia, mungkin kita butuh sosok.

kembali kemasalah pribadi, ada hal yang ingin dianalogikan agar ini jelas, tidak absurd, atau ambiguitas. pernah seketika ada seekor burung yang terbang hinggap kesana dan kemari, tidak ada yang meminta ia menjadi seekor burung, tapi ketetapan Allah SWT dan itu pasti yang terbaik yang menyebabkan burung itu menjadi anugrah dan ayat-ayat tuhan yang dapat dibaca sewaktu-waktu. ya,, burung ia bebas dengan takdirnya sebagai burung, tapi ternyata burung itu punya masalah ia hidup dalam suasana yang ternyata tidak mendukungnya menjadi burung, ia terbang bebas tapi dirinya tersangkar oleh alam, mungkin karena perburuan burung yang tinggi, atau merasa kesepian karena terjerat dalam kenyataan bahwa ia bahkan teman-temannya yang telah lebih dulu diburu, untuk menjadi sekedar hiasan dalam sangkar atau di perjudikan dalam sebuah arena kicau burung.


ya, perasaaan saya sama persis seperti burung itu,saya di jerat oleh keadaan dimana sewaktu-waktu keadaan paling kritis bisa hadir, tapi toh perasaan saya, saya masih terbang bebas... dengan kesadaran sewaktu-waktu bahwa akan ada fenomena bahwa saya akan tertangkap atau kalau saya semakin nakal saya akan tertembak.


saya burung yang sadar akan seleksi alam, kemudian saya tetap terbang seakan tidak terjadi sesuatu apapun, kemudian berusaha mempersiapkan diri ketika bertemu dengan kawan-kawan lain yang mengingatkan kembali tentang ancaman yang ada. kemudian ku sempatkkan menjenguk dan menyadarkan kawanan burung lain yang terperangkap dalam sangkar yang terpuaskan di gemukkan hanya sampai masa manfaatnya, bahwa mereka berhak bebas. 

ya, dunia ini seperti kawanan burung, ada yang merasa beruntung dalam sangkar dengan hiasan yang sewaktu-waktu makanan bisa datang. ada kawanan burung yang tidak terbang sama sekali karena takut akan keadaan bahkan resiko yang tidak dibayangkan, atau burung-burung yang terbang dengan perhitungan yang matang yang saya ingin menjadi bagian didalamnya,, tapi kebiasaaan saya belum menelurkan karakter seperti itu,,, hanya tekat trial and error yang menyebabkan saya terus bergerak.


ya, ini masalah terbesar saya, saya tidak bersedia mempersiapkan diri padahal ada kedua sayap yang senantiasa menerbangkan saya lebih tinggi dari kedudukan hari ini. semoga ini dapat saya lewati dengan baik. hingga kemudian yang saya baca adalah merupakan hal yang membuat mimik saya menjadi tersenyum.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar