Pages

Selasa, 14 Juni 2011

Ekonom Rabbani

Selain mengukuhkan visi  “Membumikan Ekonomi Islam”, setelah sempat mengalami perubahan beberapa tahun perjuangan. FoSSEI saat ini tengah mengembangkan sebuah konsep Ideologi yang kemudian di ejawantahkan dalam sebuah kalimat “ Ekonom Rabbani”. Sebagaimana namanya Ekonom Rabbani kita semua berharap FoSSEI benar-benar menjadi wadah organisasi kaderisasi yang mengisi tatanan perekonomian Islami yang hari ini kian mendapatkan respon di masyarakat. Seperti Anis Mata yang biasa mengaktualisasikan cinta dalam setiap tulisannya, maka hari ini saya ingin mencoba mendalami Ekonom Rabbani yang nyatanya punya filosofi nilai-nilai luhur manusia yang selalu menempatkan porsi kehidupan dunia dalam perspektif mengejar akhirat.

Ekonom Rabbani di bentuk atas segenap alasan rill yang hari ini diperlukan dalam sebuah masyarakat. Masih teringat segar di ingatan kita, para mahasiswa pada peristiwa 98 yang turun kejalan untuk menuntut perbaikan dimasyarakat. Namun, hari ini sebagian mereka menjadi tokoh di negara ini, dan dapat kita saksikan ternyata sebagian dari mereka terjerat dalam neocorruption dan paham kapitalisme yang jelas-jelas semakin menjerat masyarakat kita dalam lingkaran setan kemiskinan. Hanya sebagian kecil orang saja yang masih menanam dalam-dalam idealismenya, dan menerima konsekwensi bahwa orang seperti ini akan tenggelam karena tidak mendapat tempat di mata media manapun. Wacana ini diungkapkan kan oleh rekan saya, yang khawatir kalau saja kader FoSSEI dapat tersilaukan oleh pesona kapitalisme dan materialistik, sehingga nilai-nilai yang selama menjadi mahasiswa ia perjuangkan akan luntur tak berbekas.
Sebuah kesadaran bahwa Kader FoSSEI harus memiliki karakteristik Ekonom Rabbani yang menekankan pada Aqidah yang lurus, karakter kokoh, berdasarkan Al-Qur’an dan Al-Hadist, mengedepankan ukhuwah, amal jama’i, dll. Rancangan ini yang kemudian diharapkan dapat menghadirkan fitrah seorang manusia yang mempunyai nilai-nilai ketuhanan dalam dirinya. Dalam buku ESQ dikatakan bahwa manusia di dunia ini memiliki sifat-sifat Asmaul Husna, seperti ingin menolong orang yang kesusahan (maha Penyayang), selalu mencintai kesucian ( yang maha suci), dll. Sifat ini yang berusaha dihadirkan kepada kader FoSSEI, bahwa seseorang yang semakin menyibukkan dirinya kepada Allah SWT secara otomatis ketokohannya dalam mendakwahkan ekonomi islam akan berkorelasi positif.

Suasana pertemuan FoSSEI yang saling mendekapkan semangat ukhuwah dalam setiap kesempatan, dengan nilai-nilai dakwah dalam mensyiarkan ekonomi islam, dan sikap kritis aplikatif dalam kegiatan keilmiahan merupakan salah satu dari proses internalisasi ekonom rabbani dalam kehidupannya. Ali Sakti salah satu pembina FoSSEI menyatakan seharusnya FoSSEI yang ideal dalam setiap aktivitasnya selalu menekankan pada kesederhanaan, menghindari makanan sisa yang terbuang, Standing party, pemborosan, dan hal-hal yang seharusnya dihindari karena lebih banyak kemudharatan. Merupakan hal mendasar yang seharusnya sudah tertanam dalam aktivitas yang dilaksanakan FoSSEI seperti seminar, workshop, kajian, dll. Dari kebiasaan sederhana ini wujud kepedulian para aktivis ekonom rabbani dapat terus di pupuk, terutama untuk hal-hal yang paling mendasar dalam kehidupan kita sehari-hari.

Dalam beberapa tahun kedepan, kita percaya bahwa para aktivis FoSSEI yang taat menjalankan kehidupan islaminya dengan mengacu kepada Ekonom Rabbani lah yang akan bertahan dan terus berada dalam lingkaran perjuangan ini. Aktivis ini yang kemudian terdepan dalam sebuah tatanan masyarakat dengan perjuangannya dalam membumikan ekonomi islam, ia dapat menempatkan dirinya dalam segala keadaan yang paling terburuk pun, hartanya di tangannya bukan dihatinya, kebiasaanya mencirikan ke zuhud an, hatinya terpaut pada kehidupan yang kekal yang pasti akan dia hadapi, perkataannya selalu optimis dan beraroma jihad, umurnya lebih panjang dari pada masa hidupnya, dan kebaikannya adalah contoh tauladan lingkungan tempatnya beraktivitas. Itulah para kader ekonom rabbani yang dinantikan masyarakat, sehingga pembumian ekonomi islam menjadi sebuah keniscayaan yang akan selalu ada pejuangnya.
Imam Punarko

Tidak ada komentar:

Posting Komentar